Berbagi Ilmu
Kamis, 03 Januari 2013
Minggu, 07 Oktober 2012
LUMPUR PEMBORAN
1. Sirkulasi Pompa
lumpur Þ pipa tekan Þ stand pipe Þ rotary house
swivel head Þ kelly cock Þ kelly DP Þ DC Þ pahat Þ annulus DC dengan dinding bor Þ annulus DP dengan dinding lubang bor Þ BOP stack Þ flow line Þ shale shaker Þ degasser Þ desander Þ desilterÞ mud pit.
1. Mengangkat cutting
ke permukaan.
Berat jenis
lumpur pemboran sangat besar pengaruhnya dalam mengontrol tekanan formasi,
sebab dengan naiknya berat jenis lumpur maka tekanan lumpur akan naik
pula.
Ketika terjadi kontak antara lumpur pemboran dengan
batuan porous, batuan tersebut akan bertindak sebagai saringan yang
memungkinkan fluida dan partikel-partikel melewatinya
e. Sifat Lumpur pada tekanan
dan temperatur tinggi.
f. Sifat
Pelumasan Lumpur dengan Metode Multi Torsi
Salt Water Muds
Oil Base Muds
Gaseous Drilling Fluids
Alat : Mud Balance
PV = R600 – R300
2. Fungsi lumpur
1. Mengangkat cutting
ke permukaan.
Mengangkat cutting ke permukaan
tergantung dari : Ø
Kecepatan
fluida di annulus
Ø
Kapasitas
untuk menahan fluida yang merupakan fungsi dari densitas
2. Mendinginkan dan melumasi bit dan drillstring.
Panas dapat timbul karana gesekan
bit dan drillstring yang kontak dengan formasi.
3. Memberi dinding lubang bor dengan mud cake. Lumpur akan membuat mud cake. Pembentukan mud cake ini akan menyebabkan tertahannya aliran fluida masuk ke formasi.
4. Mengontrol tekanan formasi Pm = 0.052 dm D dimana : Pm = tekanan statik lumpur, psi dm = densitas Iumpur, ppg D = kedalaman, ft
5. Menahan cutting dan material pemberat saat sirkulasi dihentikan
6. Melepaskan pasir dan cutting di permukaan Kemampuan lumpur untuk menahan cutting selama sirkulasi dihentikan terutama tergantung dari gel strength.
7. Menahan sebagian DP dan Casing (efek Bouyance)
8. Mengurangi efek negatif pada formasi
9. Mendapatkan informasi (mud log,samplelog) dalam pemboran, lumpur kadang-kadang dianalisa untuk diketahui apakah mengandung ion hirokarbon atau tidak.
10. Media logging pemasukan sejenis alat antara lain alat listrik atau gamma ray.
3. Sifat‑sifat lumpur
a. Berat jenis (density) Berat jenis = berat / volume Dasar Filosofi Penggunaan berat jenis/ densitas lumpur pemboran :
a). BJ >> lumpur akan masuk ke formasi BJ >>> Þ Pm >>> Þ formasi pecah Þ fluida pemboran masuk formasi Þ kolom lumpur <<< Þ Pm <<< Þ kick Þ jika tak teratasi Þ semburan liar (blow out)
b). BJ <<< fluida formasi (kick) masuk lubang bor Þ jika tidak teratasi Þ semburan liar (blow out)
Berat jenis
lumpur pemboran sangat besar pengaruhnya dalam mengontrol tekanan formasi,
sebab dengan naiknya berat jenis lumpur maka tekanan lumpur akan naik
pula.
D = W/V
Dimana : D = Berat jenis lumpur
W
= Berat lumpur
V = Volume lumpur
Tekanan hidrostatik lumpur
didefinisikan sebagai per satuan luas yang secara matematis dinyatakan sebagai
berikut :
Ph = 0.052 x h x D Dimana : P = Tekanan hidrostatik lumpur
D = Berat lumpur
A = Luas penampang
h = Tinggi kolom lumpur
D
= Berat jenis
b. Viscositas
Tahanan fluida terhadap aliran atau keengganan fluida untuk mengalir. Jenis viscositas :
thick mud : lumpur berviscositas tinggi (kental)
thin mud : lumpur berviscositas rendah (encer)
Salah satu sifat lumpur yang menentukan daya tahan terhadap pergerakan, dimana tahanan ini terjadi disebabkan oleh pergesekan antar partikel-partikel dari lubang bor.
Viskositas menyatakan kekentalan dari lumpur bor, dimana viskositas memegang peranan dalam pengangkatan serbuk bor ke permukaan. Makin kental lumpur, maka pengangkatan cutting kurang sempurna dan akan mengakibatkan cutting tertinggal didalam lubang bor dan dapat mengakibatkan rangkaian pipa pemboran akan terjepit. Akan tetapi bila lumpur pemboran mempunyai harga viskositas yang terlalu tinggi maka dapat mengakibatkan permasalahan pemboran seperti loss circulation.
c. Gel strength
Gel Strength adalah kemampuan fluida pemboran membentuk gel atau padatan karena gaya tarik menarik antara plat‑plat clay kalau didiamkan (kondisi statis). Dasar filosofi Gel Strength : Gel strength rendahakan mengakibatkan terendapkannya pasir/cutting saat sirkulasi berhenti. Gel strength tinggi akan mempersukar usaha pompa untuk sirkulasi lagi Diwaktu lumpur bersirkulasi besaran yang berperan adalah viskositas, sedangkan diwaktu sirkulasi berhenti yang memegang peranan adalah gel strength. Lumpur akan menjadi gel saat tidak ada sirkulasi. Hal ini disebabkan oleh gaya tarik menarik antara partikel-partikel padatan lumpur.
Diwaktu lumpur berhenti bersirkulasi, lumpur
harus mempunyai gel strength yang dapat menahan cutting dan
material pemberat lumpur agar jangan turun, sehingga padatan tidak menumpuk dan
mengendap di annulus, dan mencegah pipa terjepit. Akan tetapi jika gel
strength terlalu tinggi akan menyebabkan terlalu tinggi akan menyebabkan
terlalu berat kerja lumpur untuk memulai sirkulasi kembali. Walaupun pompa
mempunyai daya yang kuat, pompa tidak boleh mempompakan lumpur dengan daya yang
besar karena formasi bisa pecah.
d. Filtrasi dan Mud Cake
Ketika terjadi kontak antara lumpur pemboran dengan
batuan porous, batuan tersebut akan bertindak sebagai saringan yang
memungkinkan fluida dan partikel-partikel melewatinya
Ketika terjadi kontak antara lumpur dan batuan porous,
batuan tersebut akan bertindak sebagai saringan yang memungkinkan fluida dan
partikel-partikel kcil melewatinya. Fluida yang hilang ke dalam batuan disebut filtrate,
sedangkan lapisan partikel-partikel besar tertahan di permukaan batuan disebut mud
cake.
e. Sifat Lumpur pada tekanan
dan temperatur tinggi.
Pada umumnya temperatur yang tinggi
dapat mengurangi efektivitas aditif yang ditambahkan kedalam lumpur sebagai
pembentuk sifat-sifat lumpur.
f. Sifat
Pelumasan Lumpur dengan Metode Multi Torsi
Sifat pelumasan lumpur adalah
kemampuan lumpur untuk melumasi bagian alat-alat pemboran yang saling
bergesekan pada saat pemboran berlangsung. Gesekan-gesekan yang mungkin terjadi
pada saat opersi pemboran :q Metal to metal : antara
drilstring dan casing (cased hole)
q Metal to mineral : antara
drillstring dengan borehole wall, borehole solid atau dengan filter cake.
q Mineral to mineral :
terjadi ketika membor batuan dengan borehole wall .
g. pH
Lumpur
pH dipakai untuk menentukan tingkat kebasaan dan keasaman dari lumpur bor. pH dari lumpur yang dipakai berkisar 8.5 – 12. Jadi lumpur bor yang digunakan adalah dalam suasana basa. Lumpur sebaiknya tidak terlalu basa karena akan menaikkan viskositas dan gel strength dari lumpur.
4. Filtration loss
Filtration loss adalah Kehilangan sebagian fasa cair (filtrat) lumpur ke dalam formasi permeable atau ke dalam formasi porous. Dasar filosofi Filtration loss : filtration loss terlalu tinggi akan buruk efeknya terhadap formasi (formation damage) maupun terhadap lumpurnya.
5. Jenis lumpur
Berdasar bahan dasarnya :
Fresh Water Muds Jenis lumpur ini yang fasa cairnya air tawar dengan kadar garam kecil (kurang dari 10000 ppm = 1% berat garam)
Salt Water Muds
Jenis lumpur ini dengan bahan dasar
garam untuk membor pada formasi garam massive/salt dome, atau lapisan formasi
garam.
Oil Base Muds
Lumpur ini mengandung minyak sebagai
fasa kontinyunya. Kadar air diatru rendah hanya berkisar 3 – 5 % volume. Karena
filtratenya minyak, sehingga tidak akan menghidratkan shale atau clay
yang sensitif baik pada formasi biasa ataupun formasi produktif.
Oil and Water Emulsion
Jenis lumpur ini terdiri dari fasa yang tersebar sedangkan air merupakan fasa kontinyu. Air juga merupakan filtrate. Sebagai bahan dasar bisa digunakan baik fresh maupun salt water muds.
Gaseous Drilling Fluids
Lumpur ini bahan dasarnya adalah
udara kering dan digunakan pada formasi kering/keras. Lumpur bias juga
merupakan aerated drilling mud artinya pencampuran antara air dan
udara/gas.
Pengukuran-pengukuran sifat-sifat fisik serta rheology lumpur
1. Pengukuran SG
Alat : Mud Balance
Cara kerja : Dilakukan kalibrasi terhadap mud
balance dengan cara mengisi cup dengan air hingga penuh kemudian ditutup dan
dibersihkan bagian luarnya. Selanjutnya mud balance diletakkan pada kedudukan
semula. Rider ditempatkan pada skala 8,33 ppg. Dilakukan pengecekan pada level
glass bila tidak seimbang calibration screw diatur hingga seimbang.
Suspensi lumpur dimasukkan ke dalam
cup mud balance. Kemudian tutup dan lumpur yang menempel pada dinding bagian
luar maupun tutup cup dibersihkan sampai bersih.
2. Pengukuran Marsh Funnel Viscosity
Alat : Marsh Funnel
Cara kerja : Lumpur dimasukkan ke dalam corong (Marsh Funnel Viscosimeter) sebanyak 1500 cc dan ujung corong ditutup dengan jari. Stainless steel measuring cup disiapkan untuk menampung lumpur. Corong dibuka dan stowatch dinyalakan. Setelah volume lumpur didalam cup mencapai ketinggian tertentu matikan stopwatch, waktu yang terbaca dicatat sebagai viskositas dari lumpur. Satuannya adalah detik.
3. Pengukuran Plastic Viscosity dan Yield Point
Alat : Fann VG Meter
Cara kerja : Tuangkan lumpur tadi ke
dalam Cup Heat agar kondisi
lumpur dalam temperatur 1200
F. Setelah temperatur pada termometer menunjukkan temperatur 1200 F.
Tarik switch yang
menunjukkan R 600 (high), lihat pada simpangan skala jarumnya
menunjukkan nilai angka.
Selanjutnya tarik switch
yang menunjukkan R300 (low), lihat pada simpangan skala jarumnya
menunjukkan nilai angka.
Mencatat hasil pengamatan,
lalu mengolahnya dengan menggunakan rumus :
PV = R600 – R300
YP = R300 - PV
Komponen - komponen Rig Pemboran
|
NO
|
ALAT
|
ARTI
|
PENGERTIAN
|
|
1.
|
Crown block
|
Kontrol kabel bor
|
Kerekan banyak yang dipasang diatas derek
|
|
2.
|
Mast
|
Menara tiang
|
Menara bor yang bisa ditegakan di atas kendaraanya
|
|
3.
|
Catline boom
|
Tali bulan
|
Tali manila yang dengan blok derek yang digunakan untuk menggerakan
bermacam – macam barang
|
|
4.
|
Racking platform
|
Sandaran pipa
|
Menyusun pipa yang baru dicabut dari lubang sumur
|
|
5.
|
Drilling line
|
Kabel bor
|
Kaber baja yang terpsang antara mesin kerek katrol puncal dan kerekan
|
|
6.
|
Travelling block
|
Kerek bor
|
Sistem kerja yang dipakai bersama katrolpucak untuk mengangkat
|
|
7.
|
Hook
|
Kait putar
|
Alat berbentuk kail besar tempat swivel bergantung
|
|
8.
|
Swivol
|
swivel
|
Peralatan yang berputar bebas
|
|
9.
|
Rotary hose
|
Selang putar
|
Selang karet untuk menyalurkan lumpur pengeboran dari pompa lumpur
|
|
10.
|
Stand pipe
|
Pipa tekan
|
Kolom vertikal yang dalam proses katalitik fluida diisi dengan katalis
bubuk
|
|
11.
|
Drawworks
|
Pusat penggerak
|
Peralatan untuk menaik turunkan pipa dan menggerakan meja putar
|
|
12.
|
Drillers console
|
Juru bor
|
Kepala kelompok pekerja bor yang mengambil semua keputusan
|
|
13.
|
Pipe setback
|
Pipa pemasak
|
Gulungan atau pipa yang terpasang dalam ruang pemanas
|
|
14.
|
Drill floor
|
Pipa pekerja
|
Anggota regu yang tugasnya di lantai pengeboran
|
|
15.
|
Rotary table
|
Meja putar
|
Meja bundar diatas dasar perangkat pemboran yang dioprasikan oleh tenaga
mesin untuk memutar rangkaian pipa bor
|
|
16.
|
Substructure
|
Substruktur
|
Bangunan yang menjadi dudukan menara bor
|
|
17.
|
Blow out preventer
|
Pencegahan semburan liar (psl)
|
Peralatan yang dipasang di kepala sumur untuk tujuan mengendalikan
tekanan di anulus antara pipa selubang dan pipa bor
|
|
18.
|
Dog house
|
Rumah jaga
|
Bangunan kecil yang ditempatkan di dekat lantai pengeboran
|
|
19.
|
Choke maniford
|
Penjepit
|
Sumbat berlubang yang dipasang dikepala sumur untuk membatasi aliran
dengan tujuan mengatur tingkat produksi
|
|
20.
|
Gas flare
|
Gas tersuar bakar
|
Gas terproduksi yang terpasang dibakar karna tidak dapat ditangani oleh
fasilitas lapangan yang tersedia
|
|
21.
|
Mud gas separator
|
Lumpur gas
|
Campuran yang terdiri atas air dan bahan berupa serbuk seperti lempung
|
|
22.
|
Shale shaker
|
Pengayak serbuk bor
|
Pengayak serpih berupa kasa bergetar untuk memisahkan serbuk bor dari
lumpur yang keluar dari sumur
|
|
23.
|
Degasser
|
Derajat api
|
Berat jenis minyak yang dinyatakan dalam satuan derajat api
|
|
NO
|
ALAT
|
ARTI
|
PENGERTIAN
|
|
24.
|
Desander
|
Pengawapasiran
|
Alat dalam sistem
sirkulasi fluida pengeboran yang berfungsi sebagai pembuang pasir bekerja
dengan prinsip memisahkan pasir dengan
|
|
25.
|
Mud cleaner
|
Pembersih lumpur
|
Ayak yang menampung bawah hidrosiklon arus atas hidrosiklon di kembalikan
ke sistem lumpur dan arus bawah masuk ke ayakan
|
|
26.
|
Mud guns
|
Senapan lumpur
|
Alat semprot untuk mengaduk lumpur pemboran
|
|
27.
|
Mud agitators
|
|
|
|
28.
|
Mud tangks
|
|
|
|
29.
|
Mud sack stroage
|
|
|
|
30.
|
Mud mixing hopper
|
|
|
|
31.
|
Mud mixing pumps
|
|
|
|
32.
|
Mud pumps
|
Pompa lumpur
|
Pompa yang dipakai untuk sirkulasi lumpur pemboran
|
|
33.
|
Pulsation dampneres
|
Damper
|
Pengganti pengatur aliran bakar melalui lubang lubang tungku
|
|
34.
|
Shock hoses
|
|
|
|
35.
|
Mud discharge lines
|
|
|
|
36.
|
Brake water tank
|
|
|
|
37.
|
Mud lab
|
Analisis lumpur
|
Pemeriksaan dan pengujian lumpur untuk menentukan sifat – sifat fisika
& kimia
|
|
38.
|
Trip tank
|
Cabut atau masuk
|
Menarik atau memasukan rangkaian pipa bor batang isap atau pipa sembur
|
|
39.
|
Mud return lines
|
|
|
|
40.
|
Drilling water tanks
|
Tangki air pemboran
|
|
|
41.
|
S.C.R House
|
|
|
|
42.
|
Cable tray
|
|
|
|
NO
|
ALAT
|
ARTI
|
PENGERTIAN
|
|
43.
|
Cable elevator
|
|
|
|
44.
|
Enginers & generator
|
|
|
|
45.
|
Enginers & air compresor
|
|
|
|
46.
|
Parts stroage
|
|
|
|
47.
|
B.O.P closing unit
|
|
|
|
48.
|
Work shop
|
|
|
|
49.
|
Pump parts stroage
|
|
|
Langganan:
Komentar (Atom)
